Kemendikbud -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Muhadjir Effendy dalam kunjungan kerja ke Magelang, Jawa Tengah mengunjungi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Syubbanul Wathon. Mendikbud meninjau langsung
proses belajar mengajar di sekolah kejuruan berbasis pesantren untuk dapat
melihat integrasi pendidikan karakter berbasis agama dengan pendidikan
umum.
“Saya memberikan apresiasi pada model sekolah
berbasis pesantren karena selain siswa mempelajari ilmu umum juga sebagai
tempat pembentukan karakter,” ujar Mendikbud Muhadjir ketika bertemu dengan
pimpinan pengasuh pesantren Syubbanul Wathon, Magelang, Jumat
(27-1-2017).
Kepala Sekolah SMK Syubbanul Wathon Izzuddin saat
menemani Mendikbud mengelilingi kompleks sekolah dan pesantren menyampaikan
bahwa sekolahnya telah menerapkan pendidikan karakter.
Izzuddin memaparkan bahwa SMK Syubbanul Wathon
memiliki kerjasama dengan sekolah tinggi dan juga dunia industri seperti
misalnya Time Excellindo untuk teknik komputer jaringan, MSV Pictures, Grabag
TV, CV Citra Mediapro Firly, Green House Production Magelang, Koperasi Cinema
Mandiri untuk pengembangan mutimedia lalu Wiwid Hosana Yogyakarta untuk
pengembangan tata busana.
“Kami mempersiapkan siswa-siswa menjadi
entreprenuer yang disertai dengan seritikat kompetensi,” ujar Izzuddin.
Anggraini, siswi kelas 12 SMK Syubbanul Wathon
jurusan tata busana mengatakan bahwa ia ingin menjadi desainer dan
membuka usaha butik.
“Saya memilih belajar di sini juga karena ingin
mempelajari ilmu agama dan mendapatkan pergaulan yang baik,” ujarnya ketika
ditanya mengapa memilih belajar di sekolah berbasis pesantren.
Siswa yang aktif di komunitas belajar bahasa
Inggris ini menambahkan tentang manfaat kegiatan ekstrakurikuler yang dibina
oleh sekolah. Selain menurut minat, ekstrakurikuler berbasis komunitas siswa
dikembangkan di sekolahnya.
Sementara Ahmad Muhammad Arfinas, siswa kelas 12
jurusan teknik komputer jaringan mengatakan bahwa ia memilih belajar di sekolah
ini karena selain juga kultur akademiknya yang bagus juga ada pendidikan moral
seperti belajar mematuhi peraturan-peraturan pondok pesantren.
“Jadi kami di sini belajar dan berlatih
kedisiplinan dan kemandirian,” ujar Ahmad yang juga bercita-cita menjadi
pengusaha di bidang teknologi komputer ini.
Izzuddin menambahkan bahwa kiprah SMK Syubbanul
Wathon dalam mencerdskan anak bangsa tidak terlepas dari peran
Kemendikbud dalam memberikan berbagai bantuan termasuk pembangunan sekolah
beserta peralatan pembelajarannya.
“Kami mengucapkan terima kasih atas berbagai
bantuan dan bimbingan yang kami terima dari Kemendikbud,” ujarnya.
Muhadjir berpesan agar SMK Syubbanul Wathon beserta
seluruh guru dan siswanya terus meningkatkan prestasi akademik dan juga
pendidikan karakter untuk menggembleng siswa-siswinya menjadi
manusia berkarakter yang berakhlak mulia.
“Inilah kelebihan sekolah-sekolah berasrama, selain
upaya peningkatan akademik dapat lebih fokus dan terarah, sisi pembinaan mental
yang penuh kedisiplinan juga akan membuat siswa-siswi menjadi lebih berkarakter
dan berkepribadian, lebih tegar dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam
kehidupan,” pungkasnya.
Mendikbud didampingi Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad dan Staf Khusus Mendikbud
Bidang Monitoring Implementasi Kebijakan Pendidikan Alpha Amirrachman melakukan
kunjungan kerja ke Magelang dalam rangka pendistribusian Kartu Indonesia Pintar
(KIP) untuk seribu anak yatim dan/atau piatu bersama Presiden Joko Widodo dan
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Di tahun
2017 ini Kemendikbud membagikan lebih dari 700 ribu KIP untuk anak yatim
dan/atau piatu di seluruh Indonesia. (*)
Magelang, 27 Januari 2017
Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Laman: kemdikbud.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar